Tuesday, July 03, 2007

Tips Membangun Motivasi

Ciptakan Sensasi
Ciptakan sesuatu yang dapat "membangunkan" dan membangkitkan gairah saat pagi menjelang. Misalnya, Anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 miliar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat untuk berkarya lebih baik lagi.

Kembangkan terus tujuan Anda
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat Anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu memerlukan tantangan yang lebih besar. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup Anda.

Tinggalkan teman yang tidak perlu
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong Anda mencapai tujuan. Sebab, siapa pun teman Anda, seharusnya mampu membawa pada perubahan yang lebih baik.

Hampiri bayangan ketakutan
Saat Anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Datang dan nikmati rasa takut dengan mencoba mengatasinya. Saat berhasil mengatasi rasa takut, saat itu Anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa Anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.

Optimis dan rasa senang
Jangan pernah terbebani dengan tujuan hidup. Coba nikmati hidup dan jalani yang Anda tempuh. Jika sejak awal Anda suka merasa "tidak suka" rasanya motivasi hidup tidak akan pernah Anda miliki.

Teruslah berlatih
Tidak bisa tidak, Anda harus berjalan terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat Anda raih jika Anda terus berusaha keras.

Ciptakan hasrat
Lihat imbalan dari usaha Anda secara jelas. Cara ini memberikan banyak motivasi untuk membuat rencana Anda cepat terwujud. Bayangkan rumah impian Anda setiap hari, ini akan memberikan Anda dorongan untuk menjadikannya nyata.

Bicarakan rencana Anda
Bicaralah pada pasangan Anda tentang rencana Anda, atau tuliskan dalam selembar kertas apa yang Anda lakukan lalu tempelkan di kulkas.

Ciptakan keseimbangan mental
Sangat sulit untuk menemukan motivasi jika Anda dalam keadaan tertekan. Hilangkan beberapa perasaan negatif Anda, atau pada akhirnya pilih kerjakan pekerjaan penting saat Anda dalam mood yang bagus.

Ambil sebuah langkah kecil
Lakukan pengumpulan untuk satu tas besar daun-daun di halaman. Dan dengan segera Anda akan membersihkan halaman. Setiap sebuah langkah kecil yang Anda ambil untuk mencapai tujuan akan memberikan motivasi pada Anda setiap hari.

(Sumber: Majalah Human Capital)

Top Ten Interview Tips

1. Konfirmasikan waktu dan tempat interview sehari sebelumnya. Setelah konfirmasi diperoleh, anda dapat mengatur waktu untuk besok, misalnya memperkirakan jumlah waktu dan jarak yang ditempuh untuk mencapai tujuan dan menggunakan apa, kemungkinan macet, dsb.

2. Pakai pakaian formal Penampilan dan tingkah laku anda akan diperhitungkan oleh interviewer, jadi jangan lupa mengenakan setelan jas terbaik yang anda punya. Tunjukkan rasa percaya diri lewat eye contact, jabatan tangan yang erat, dan sesekali senyum.

3. Temukan informasi tentang calon pemberi kerja Informasi yang ingin anda dapatkan diantaranya sifat interview; one-on-one atau panel interview? Perlukah membawa contoh hasil kerja anda? Jika ada tes/ ujian, bagaimana bentuknya? Informasi berikutnya yang harus anda punya adalah informasi tentang perusahaan, mungkin dari promotional brochure/ booklet atau lebih baik lagi dari seseorang yang bekerja di perusahaan tersebut.

4. Antisipasi pertanyaan lewat persiapan. Pertanyaan biasanya diambil dari kategori personality anda, sejarah kerja anda, pengalaman dan keahlian khusus, perusahaan dan pekerjaan. Interviewer akan mencoba memahami personality anda; Apa alasan anda meninggalkan pekerjaan anda? Apa yang anda ketahui tentang perusahaan mereka dan apakah anda yakin mampu memenuhi requirement pekerjaan yang anda incar? Posisikan diri anda sebagai interviewer, apa yang akan anda tanyakan? Diskusikan jawaban anda dengan teman.

5. Jangan takut-takut. Tegaskan pendirian anda Seorang interviewer bisa mewawancarai puluhan pelamar kerja setiap harinya. Yang akan dia ingat adalah pelamar yang stand out dan bisa menyampaikan pendapat dan pendiriannya secara menarik. Maka sebaiknya anda meluangkan waktu terlebih dulu untuk menuliskan poin yang menjadi kekuatan dan keterampilan serta prestasi anda, supaya anda lebih siap ketika mempresentasikan diri anda di depan calon employer.

6. Bersiaplah karena mereka mungkin akan bertanya lebih banyak. Pastikan jawaban anda fleksibel dan dapat dikembangkan. CV/ Resume anda kemungkinan besar sudah menyediakan jawaban yang mereka butuhkan, namun mereka akan tetap bertanya untuk menguji kemampuan anda dalam berkomunikasi. Ketika menjelaskan jawaban anda, pastikan jangan sampai terlalu panjang atau menyimpang dari konteks pertanyaan.

7. Lakukan latihan sebelum presentasi. Jika anda diminta untuk mempresentasikan materi anda, jaga contentnya agar tetap sederhana namun tegas. Jangan terlalu cepat selesai atau terlalu panjang dalam memberikan jawaban. Meluangkan waktu untuk berlatih di depan cermin akan membantu timing anda ketika menjabarkan jawaban.

8. Tanyakan yang perlu dan pertimbangkan jawaban mereka. Biasanya di akhir interview anda akan diberikan kesempatan untuk bertanya. Jangan tiba-tiba membombardir mereka dengan pertanyaan-pertanyaan, namun jangan pula menjawab tidak ada. Karena saat itu merupakan kesempatan anda untuk mendengar jawaban langsung tentang, misalnya, program pelatihan terkait pekerjaan yang anda inginkan atau kesempatan berkarir.

9. Bawa catatan kecil. Jangan malu-malu untuk menulis jawaban yang diberikan interviewer karena selain terlihat profesional, catatan tersebut mungkin berguna ketika anda dipanggil lagi. Catatan itu juga akan membantu anda mengambil keputusan ketika anda mendapatkan beberapa tawaran kerja.

10. Lakukan follow-up setelah interview selesai. Ketika anda hendak meninggalkan ruangan interview, jangan lupakan eye contact dan senyum. Jika anda tertarik dengan pekerjaan tersebut, kirimkan surat dalam waktu 24 jam yang menyatakan minat anda tersebut. Dalam perjalan pulang, sempatkan untuk menulis draft surat tersebut dengan memanfaatkan catatan dan memori anda selagi masih segar. Dengan mengirimkan follow-up letter secepat mungkin akan menunjukkan minat dan kesungguhan anda dan dapat memberikan nilai tambah sendiri di mata interviewer.

Menghadapi "Orang Sulit" di Kantor

Dalam pergaulan sehari-hari, kita sering menjumpai orang-orang tertentu yang sulit dihadapi. Orang-orang jenis ini juga ada di kantor kita dalam berbagai variasinya. Ada tipe orang yang tak pernah berhenti bicara dan kalau sudah bicara tak bisa disela atau pun susah distop, dan orang macam ini umumnya tak mau mendengar. Ada tipe lain lagi yang selalu punya kata untuk mengomentari orang lain, atau yang lebih parah lagi suka mengkritik pekerjaan temannya, yang bukan bagiannya. Kita juga menjumpai adanya orang-orang yang tak bisa menjaga komitmen.

Di antara orang-orang seperti itu ada yang diam-diam maupun terang-terangan menempatkan diri sebagai pesaing Anda, misalnya dalam meraih simpati dan opini positif dari atasan. Sebagian yang lain lagi mungkin ada yang berusaha menjatuhkan Anda sehingga memaksa Anda untuk selalu merasa seolah-olah Anda perlu balik mengawasi dia. Orang-orang tertentu di tempat kerja Anda mungkin juga membentuk ‘geng’ tanpa memasukkan Anda menjadi anggotanya, sehingga Anda menjadi merasa tersisih.

Begitulah, orang-orang yang sulit semacam itu, yang pada gilirannya membuat kita juga berada dalam situasi yang sulit, ada dalam setiap lingkungan kerja. Kita harus menyadarinya. Tak peduli jenis situasi sulit seperti apa yang kita temukan, orang atau situasi yang sulit tak mungkin kita hindari. Kita harus menghadapinya. Mengapa demikian –mengapa tak kita diamkan saja?

Menurut kolumnis masalah SDM Susan M Heathfield, bila kita mendiamkan saja orang-orang yang sulit seperti itu, situasi tidak akan berubah dengan sendirinya, dan biasanya akan makin buruk. Cuek, atau pura-pura tidak tahu hanya akan memperbaiki situasi di permukaan, namun sebenarnya justru menunda konflik yang kelak bisa meledak menjadi sesuatu yang bersifat kontraproduktif.

Pada dasarnya, orang berada dalam situasi “shock” ketika mereka diperlakukan secara tidak profesional. Jika Anda menghadapi situasi seperti itu, cobalah renungkan dan pahami apa yang sebenarnya tengah terjadi. Sekali Anda telah menyadari apa yang sedang terjadi, membiarkan diri berlama-lama berada dalam situasi sulit bukanlah pilihan yang tepat. Jangan sampai situasinya menjadi semakin tidak rasional sehingga membuat Anda marah dan sakit hati. Susan mengingatkan, alangkah jauh lebih baik menghadapi orang yang sulit selagi kita masih bisa bersikap objektif dan mengendalikan emosi.

Lebih penting lagi, membiarkan diri terlibat dalam konflik berkepanjangan di tempat kerja, bukan hanya akan membuat Anda disalahkan karena dinilai “tidak becus menghadapi situasi layaknya seorang profesional dewasa”. Lebih dari itu, salah-salah Anda bahkan bisa dicap sebagai “orang sulit" juga. Sekalinya Anda dicap begitu, maka sulit untuk menghapusnya dan berdampak buruk terhadap perkembangan karir Anda ke depan.

Jadi, ketimbang situasinya menjadi terbalik, lebih baik Anda hadapi orang yang sulit di lingkungan kerja Anda sejak dini. Susan memberikan cara yang produktif untuk menghadapi mereka:

1. Mulailah dengan bertanya pada diri sendiri. Yakinkah Anda bahwa masalahnya adalah orang lain, dan bukan Anda sendiri saja yang overacting?

2. Diskusikan apa yang sedang Anda alami dengan teman atau kolega yang terpecaya.

3. Dekati orang yang Anda anggap sumber masalah tersebut untuk diajak bicara dari hari ke hati.

4. Tindak lanjuti pembicaran empat mata itu: apakah ada perubahan sikap? Apakah lebih baik? Atau, lebih buruk? Perlukah dilakukan pembicaraan lanjutan?

5. Hadapkan orang yang sulit itu ke publik. Misalnya, sindir dia dengan humor yang halus sampai yang agak kasar.

Jika kelima cara di atas tidak berhasil dengan baik, lakukan langkah berikut:

1. Libatkan pihak lain. Termasuk, bicarakan dengan atasan. Catatlah bahwa masalahnya bukan lagi sebatas antarpribadi melainkan sudah menyangkut produktivitas kerja Anda yang terganggu. Blak-blalan saja pada bos, betapa sulitnya menghadapi orang tersebut.

2. Kerja sama dengan karyawan lain yang punya masalah yang sama dengan orang tersebut. Tapi, hati-hati dengan pendekatan ini. Ingat selalu bahwa Anda ingin menyelesaikan masalah, dan bukannya sedang menggalang sekutu untuk menjatuhkan orang lain

3. Jika pendekatan tersebut gagal membuahkan hasil yang menggembirakan, cobalah batasi akses orang yang sulit tersebut terhadap diri Anda.

4. Pindah ke divisi lain. Tentu saja ini tergantung besar-kecilnya perusahaan tempat kerja Anda, tapi yang jelas Anda tak bisa lagi bekerja dengan orang yang sulit itu. Jadi, pindah bagian adalah pilihan mutlak.

5. Bila hal itu tidak mungkin, cabut saja dari perusahaan tempat Anda bekerja. Sebab, Anda bukan orang yang sulit.

Menggunakan Pengaruh yang Efektif di Tempat Kerja

Anda pasti cukup familiar dengan nama Al Gore. Mantan wakil presiden Amerika tersebut belum lama ini mencuat (kembali) dalam peran yang sama sekali berbeda. Coba tebak! Ya, benar, dia memenangkan Piala Oscar! Yakni, lewat kemunculannya dalam film dokumenter tentang pemanasan global, An Inconvenient Truth. Bagaimana seorang yang sebelumnya (hanya) berkiprah di panggung politik, tiba-tiba meraih prestasi dan popularitas yang sejajar dengan selebritas Hollywood? Dengan kata lain, bagaimana seseorang bisa sukses dalam area yang sama sekali berbeda dan belum pernah dia tekuni sebelumnya?

Kolumnis sekaligus pemberi pelatihan manajemen HR asal Amerika Cathy Bolger membaca fenomena Al Gore itu dalam konteks bagaimana seseorang bisa meraih penerimaan yang besar dari orang lain. Untuk bisa "diterima siapa saja dan di mana-mana", kata kuncinya adalah pengaruh dan menurut dia, siapa pun bisa menggunakan alat yang sama dengan Al Gore untuk mengelola dan menyelesaikan berbagai pekerjaan dalam organisasi.

Dalam pengalaman Bolger, para manajer selama ini --umumnya-- menerapkan pendekatan tradisional "memerintah dan mengawasi" sebagai metode manajemen dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan. "Tapi, tidak mulai saat ini," tegas dia. Seorang manajer yang efektif, saran Bolger, haruslah seorang master yang memiliki keahlian memengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu. Penggunaan keahlian memengaruhi orang lain secara efektif dipercaya akan lebih menghasilkan komitmen ketimbang protes, atau lebih buruk lagi penolakan.

Komitmen - Pihak yang menerima (yakni, orang yang dipengaruhi) setuju dengan keputusan atau permintaan dari pihak agen (orang yang memengaruhi). Pihak penerima selalu mendukung penuh untuk mewujudkan permintaan agen.

Protes - Penerima setuju, tapi "malas" atau berbeda pendapat, dan memperlihatkan dukungan yang minimal untuk sesuatu yang diharapkan.

Penolakan - Penerima secara aktif menolak melakukan aksi apapun. Bahkan, kadang dia meminta pihak yang lebih berkuasa untuk mengubah aturannya.

Sekarang, bagaimana Anda bisa mendapatkan komitmen, mengubah protes menjadi komitmen dan meniadakan penolakan? "Gunakan pengaruh secara proporsional," jawab Bolger untuk ketiga pertanyaan tersebut.

Mengutip Profesor Sekolah Bisnis pada University of Albany Gary Yukl, Bolger merinci adanya dua kategori taktik memengaruhi, yakni primer dan sekunder.

Taktik primer dalam memengaruhi cenderung menghasilkan komitmen. Taktik kategori ini mencakup tiga elemen utama yakni daya tarik inspirasional, persuasi rasional dan konsultasi.

Daya Tarik Inspirasional adalah membangunkan antusiasme penerima dengan memperhatikan nilai-nilai, ideal-ideal dan aspirasi-aspirasi mereka. Caranya:

-Perhatikan ideal-ideal dan nilai-nilai seseorang

-Hubungkan permintaan dengan visi yang menarik dan jelas

-Gunakan gaya bicara yang ekspresif, dramatik

-Gunakan bahasa yang optimistik, positif

Persuasi Rasional adalah penggunaan logika dan fakta-fakta untuk mencapai hasil yang diharapkan. Caranya:

-Jelaskan alasan dari permintaan/proposal Anda

-Jelaskan bagaimana seseorang mendapatkan keuntungan dari proposal itu

-Berikan bukti-bukti bahwa proposal Anda bisa dikerjakan dengan mudah

-Jelaskan mengapa proposal Anda lebih baik dari yang lain

-Jelaskan bagaimana masalah-masalah akan bisa diatasi

Konsultasi adalah menemukan partisipasi penerima dalam perencanaan strategi, aktivitas atau perubahan. Caranya:

-Mintalah saran tentang bagaimana memperbaiki proposal tersebut

-Ungkapkan tujuan Anda dan tanyakan apa yang bisa dilakukan si penerima untuk membantu mencapai itu

-Libatkan orang lain dalam perencanaan bagaimana mencapai tujuan

-Tanggapi setiap kepedulian dan saran dari orang lain.

Mantan Wapres AS Al Gore menggunakan ketiga taktik memengaruhi tersebut dalam film An Inconvenient Truth. Dia menyentuh nilai-nilai idealisme kita akan sebuah dunia sebagai tempat yang aman bagi generasi mendatang. Dia menggunakan persuasi rasional dengan mengutip hasil-hasil riset yang akurat mengenai pemanasan global. Lalu, ia menggunakan konsultasi ketika meminta kita untuk bergabung dengannya dalam upaya mengurangi pemanasan global.

Dengan mempraktikkan taktik-taktik itu, Anda memang tak lantas akan memenangkan Piala Oscar di tempat kerja, tapi Anda terbantu untuk mewujudkan apa yang Anda inginkan.

Memaksimalkan Pendapatan

Sebagian orang mungkin merasa tabu untuk mengakui, bahwa mereka bekerja untuk mengumpulkan banyak uang. Pada kenyataannya, kita memang selalu bertemu dengan orang-orang yang bekerja tidak (semata-mata) demi uang, melainkan lebih sebagai simbol status, atau sarana eksistensi diri. Tentu, kalangan yang disebut terakhir itu adalah mereka yang tidak memiliki masalah dengan pendapatan, atau setidaknya punya pendapatan yang lebih. Mereka, dengan demikian, juga tidak lagi memiliki masalah dalam memenuhi tuntutan gaya hidup yang mereka pilih.

Kalau boleh memilih, tentu siapa pun akan memilih bekerja demi status dan bukannya demi uang. Tapi, jika kondisi tidak memungkinkan, bukan berarti tidak ada langkah yang bisa dilakukan demi mewujudkan dambaan itu. Siapa sih yang tidak ingin, bekerja dengan pendapatan yang lebih, sehingga masalah keuangan tak pernah lagi "ngrecoki", dan kita tinggal memikirkan "kesenangan"? Joshua Kennon lewat bukunya yang berjudul How to Become Wealthy: Nine Truths That Can Set You on the Path to Financial Freedom bisa menjadi salah satu rujukan yang akan membantu Anda mendapatkan uang yang lebih banyak sesuai keinginan.

Sebelum melangkah lebih jauh ke tataran praktis, Anda perlu terlebih dahulu menyetujui bahwa langkah pertama yang diperlukan untuk mendapatkan uang lebih banyak adalah mengubah cara berpikir Anda tentang uang itu sendiri.

Uang adalah sesuatu yang dibayarkan kepada Anda untuk kerja yang telah Anda lakukan demi tercapainya tujuan perusahaan. Atau, uang adalah gaji yang Anda bayarkan kepada Anda sendiri sebagai business person yang memperjakan diri pada seseorang (pengusaha). Dia, uang itu, sama sekali bukanlah akar dari segala kejahatan atau penderitaan di dunia. Dia semata-mata alat yang memungkinkan Anda memenuhi standar hidup yang telah Anda tetapkan sendiri.

Uang memungkinkan Anda menyediakan kebutuhan-kebutuhan dasar bagi keluarga Anda, serta membesarkan dan mendidik anak-anak Anda. Uang juga memungkinkan Anda untuk beramal sesuai keyakinan Anda. Uang memberi kesempatan Anda untuk melakukan perjalanan jauh, dan mewujudkan hal-hal yang Anda inginkan dalam hidup ini, hobi, ketertarikan dan lain-lain. Uang membuat Anda bisa hidup tenang di masa pensiun nanti.

Arti dari semua itu tak lain, menginginkan untuk mendapatkan uang lebih banyak bukan hanya baik, melainkan juga penting bagi berbagai rencana yang telah Anda buat. Meminta gaji lebih tinggi ketika mendapat tawaran kerja baru merupakan hal yang wajar. Meminta kenaikan gaji pada perusahaan tempat Anda kerja sekarang tak ada salahnya. Begitu pula dengan memilih karir yang memberikan gaji tinggi, sah-sah saja.

Langkah berikutnya, mengubah cara berpikir Anda tentang diri Anda sendiri berkaitan dengan uang.

Kalau Anda tidak ingin mendefinisikan karakter Anda berdasarkan banyaknya uang yang Anda dapatkan, Anda perlu berpikir sebaliknya: apapun yang Anda dapatkan, Anda memang layak mendapatkannya. Persiapkan diri untuk membuat pilihan-pilihan dalam karir yang bisa mempertinggi kemampuan untuk mendapatkan uang lebih banyak. Meminta kenaikan gaji merupakan hal yang menakutkan memang, tapi jika Anda tidak pernah memintanya, maka Anda akan diam di tempat, dan perusahaan merasa sudah cukup menggaji Anda.

Lalu, dari mana memulai usaha untuk memaksimalkan pendapatan?

Pertama, tentu saja, pilihlah karir yang paling memungkinkan Anda untuk mendapatkan pendapatan besar.

Pekerjaan tertentu, kita tahu, bergaji lebih tinggi dibandingkan pekerjaan lainnya. Jika uang penting bagi Anda, pilihlah pekerjaan yang akan memberi Anda bayaran sesuai yang ingin Anda dapatkan. Atau, buktikan bahwa Anda akan melakukan sesuatu yang luar biasa untuk mendapatkan uang banyak dari karir yang telah Anda pilih. Anda juga bisa melakukan kerja sambilan, mengambil pekerjaan paroh waktu di samping pekerjaan utama, atau memulai bisnis sendiri.

Jika Anda karyawan yang baik dan pekerja keras, jangan pasif dan menunggu, cobalah lakukan hal-hal di bawah ini:

--negosiasi dengan pimpinan perusahaan berapa besaran gaji yang Anda inginkan, jika Anda karyawan baru.

--mintalah kenaikan gaji secara reguler setiap Anda bisa memperlihatkan bahwa hasil kerja Anda memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

--ekspresikan ambisi-ambisi karir Anda, dan apa yang Anda yakin akan bisa Anda lakukan untuk membantu keberhasilan perusahaan. Tunjukkan komitmen pada atasan. Setiap perusahaan memiliki daftar karyawan unggulan; pastikan Anda ada di situ sebagai langkah awal untuk memaksimalkan pendapatan Anda.

Strategi Mengarungi Perubahan

Perkembangan teknologi yang pesat, pergerakan ekonomi yang tak menentu bak roller coaster, berbagai peristiwa merger dan akuisisi perusahaan-perusahaan, pemekaran organisasi, pengurangan tenaga kerja...Semua itu menghadapkan kita pada perubahan, yang dalam sejumlah kasus, kita alami hampir setiap hari.

Adaptasi, itulah kata kuncinya. Beradaptasi dengan situasi-situasi baru menjadi cara bertahan yang penting, tidak hanya bagi individu tapi juga organisasi. Individu maupun kelompok yang berhasil menghadapi perubahan, biasanya lebih sukses ketimbang mereka yang lambat menyikapinya. Tapi, di mana-mana, yang namanya perubahan memang menyulitkan dan menuntut orang untuk berbuat sesuatu.

Banyak hal diperlukan untuk bergerak dari situasi sekarang menuju perubahan yang diinginkan. Proses ini butuh waktu, visi, role-model, simbol-simbol dan benefit untuk semua pihak yang terlibat.

Selama masa transisi, diperlukan motivator dan pelatihan. Organisasi perlu menciptakan lingkungan yang mendorong proses belajar dan berperilaku yang baru, yang berguna bagi perusahaan untuk berubahan. Berikut strategi utama untuk sukses menghadapi perubahan bagi organisasi --yang di dalamnya termasuk individu, tim, departemen dan divisi-divisi.

1. Motivasi adalah esensinya.

Sebelum karyawan Anda benar-benar bekerja dalam situasi yang berubah, mereka harus dipersiapkan secara personal, sebaik Anda mempersiapkanya dalam tingkat organisasi. Manajemen harus sadar bahwa ritme kerja akan melambat selama masa transisi.

2. Perubahan prosedural dan kultural memerlukan kerja dengan perangkat baru persuasi, negosiasi dan proses belajar.

Persuasi memerlukan pendekatan yang "user-friendly", yang dalam konteks ini artinya memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengungkapkan ide-ide mereka, dan bahkan memberi kesempatan untuk berbuat kesalahan. Itu berarti, jajaran manajer yang terlibat dalam proses harus tetap berpikir positif dan mudah didekati.

Pada titik ini, para manajer sebaiknya lebih menuntun dan mendorong ketimbang mengkritisi dan menghukum. Dalam membantu karyawan menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi baru, para manajer sebaiknya tidak berasumsi "Saya benar, kamu salah".

3. Ada imbalan untuk setiap keberhasilan.

Ingat, sukses dibangun di atas sukses itu sendiri. Dengan memberikan penghargaan bagi setiap kesuksesan, Anda akan menciptakan juara-juara internal di antara mereka yang telah berani mengambil risiko terbesar. Mereka akan menjadi role-model dan yang lain akan mengikuti di belakang.

4. Mempromosikan perubahan lewat workshop.

Bagian dari proses perubahan adalah mengantarkan teambuilding dan workshop tentang management development sebagai alat untuk mempromosikan perubahan, sekaligus ajang di mana Anda bisa mendapatkan masukan yang diperlukan, dan bekerja dengan gaya-gaya manajemen yang berbeda.

5. Meluncurkan program manajemen perubahan.

Untuk perusahaan-perusahaan yang lebih besar, mungkin perlu menciptakan semacam drama. Luangkan satu hari penuh untuk sebuah acara --misalnya pameran atau semacamnya-- yang melibatkan sebanyak mungkin orang. Sekaligus, membuat semua orang gembira dan termotivasi, mendorong partisipasi dan ide-ide dari mereka, yang disertai dengan sarana-sarana yang memastikan mereka akan terlibat dalam proses.

6. Kerbesamaan adalah kebutuhan.

Kebersamaan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, sering dianggap sebagai sesuatu yang tercipta secara otomatis. Ini merupakan kesalahan fatal. Mulailah dari atas; level tertinggi dalam organisasi harus setuju pada nilai-nilai dan perubahan kultural yang diinginkan. Lalu, mereka mengkomunikasikannya ke level lain. Anda harus yakin bahwa kata-kata dan slogan-slogan yang digunakan memiliki makna yang sama di semua level.

Jika semua itu telah diterapkan, perubahan bisa menggembirakan. Dan, jika dikelola dengan benar, akan menjadi komponen vital bagi kekuatan dan kelangsungan pertumbuhan organisasi. Silakan mencoba.

9 Hal tentang Karir Masa Depan

Jika Anda baru lulus --atau masih calon-- dari pendidikan tinggi, maka Anda sebenarnya tidak tahu banyak, seperti apa hari-hari yang akan Anda lewati di kantor --jika nanti Anda mendapatkan pekerjaan. Akan seperti apa pekerjaan Anda? Apa yang akan diharapkan oleh bos dan kolega terhadap diri Anda? Dunia kerja sedang mengalami perubahan dengan sangat drastis. Tipikal tempat kerja pada 2007 tampak sangat berbeda dari tipikal kantor pada 20 tahun yang lalu. Teknologi baru dan perubahan gaya hidup menuntut Anda untuk bekerja dengan cara yang berbeda dari orangtua Anda dulu.

Inilah kecenderungan utama yang perlu Anda cermati

1. Lingkungan kerja telah berubah. Dengan teknologi baru, orang bisa bekerja dengan lebih cerdas, dan menggunakan waktu lebih sedikit untuk hal-hal yang tidak produktif. Secara global, pekerja menghabiskan rata-rata satu jam untuk pergi ke kantor. Tapi, makin luas dan cepatnya koneksi internet memungkinkan mereka bekerja sedikitnya sekali dalam seminggu dari rumah, dan itu menghemat dua jam perjalanan ke kantor per hari.

Sebuah survei baru di Inggris memperlihatkan bahwa hampir separo dari perusahaan terbaik mengizinkan karyawan untuk mengerjakan tugas mereka di rumah. Tentu saja bekerja dari rumah menimbulkan pertanyaan, seperti bagaimana yang bersangkutan bisa fokus dan produktif. Tapi, teknologi juga mengatasi masalah itu dengan solusi-solusi seperti workstreaming, di mana orang bisa dipantau oleh atasan dengan perangkat online.

Seiring makin banyaknya karyawan yang bekerja dari rumah dan melahirkan apa yang disebut kantor virtual, banyak perusahaan mengurangi ruangan untuk karyawan. Bahkan, banyak karyawan kini tak punya meja di kantor. Mereka membawa laptop ke mana-mana, dari rumah ke kantor dan ketika bertemu klien. Di kantor, mereka bisa memakai meja mana saja yang tersedia. Bagi perusahaan, ini mengurangi biaya untuk listrik dan sewa ruang.

Pada sisi lain, ketika banyak perusahaan "mempersempit" kantor mereka, sejumlah perusahaan lain memperbanyak fasilitas untuk menarik talent terbaik mereka. Google misalnya, menyediakan kafetaria, salon, bengkel mobil, kelas bahasa, kelas senam dan voli pantai. Perusahaan lain berusaha menyediakan fasilitas-fasilitas khusus.

2. Selain lingkungan kerja, waktu untuk bekerja pun berubah. Rumus lama jam kerja, dari 9 hingga 5, kini ditantang untuk lebih fleksibel. Pada hari-hari tertentu, Anda harus menyelesaikan laporan sehingga pulang agak malam. Pada hari lain, Anda bisa pulang cepat untuk pergi ke tempat fitnes atau nonton pekan pemutaran film bersama teman-teman. Fleksibilitas menjadi aturan main baru yang dituntut di mana-mana. Jam kerja yang fleksibel tidak hanya memungkinkan Anda bekerja sesuai permintaan, tapi juga ketika suatu hari Anda bekerja lebih lama, Anda bisa mengambil libur sebagai gantinya pada hari lain.

Masih berkaitan dengan fleksibilitas kerja, kini makin banyak perusahaan yang memberikan cuti panjang bagi karyawan. Ini fasilitas yang menarik terutama bagi generasi muda --generasi Anda-- yang ingin punya kesempatan sekali dalam setahun untuk bepergian jauh.

3. Sekarang, bagaimana dengan pekerjaan itu sendiri? Teknologi menjadi faktor terpenting. Makna "bekerja" berubah secara dramatis seiring dengan perubahan pada penggunaan teknologi. Sejumlah pekerjaan menjadi kuno, dan pekerjaan baru, muncul. Kini, kita menggunakan email, mengirim pesan instan, melakukan riset secara online dan memanfaatkan program-program komputer otomatis untuk menyelesaikan pekerjaan.

Anda akan memasuki dunia kerja yang telah diwarnai dengan pertumbuhan komputer game, dan sambil bekerja Anda berkirim SMS dan pesan instan kepada teman-teman. Anda diperhitungkan sebagai generasi yang memiliki perangkat skill yang menuntut bos Anda untuk mengelolanya --generasi serba bisa, dan memiliki sedikit kesabaran untuk meeting panjang.

4. Jadi, Anda diharapkan lebih berdaya dan lebih bagus dalam memecahkan persoalan --dibandingkan generasi pendahulu Anda. Tentu saja, jika teknologi dengan sangat efektif bisa meningkatkan efisiensi kerja, dia juga bisa mengganggu produktivitas. Teknologi membawa dampak (buruk) di kantor. Pekerja kini punya jaringan email yang harus selalu dicek, ada video-video dari YouTube yang bisa dilihat setiap saat, dan game realitas virtual yang bisa dimainkan sambil bekerja. Semua itu menuntut perusahaan untuk melakukan pengawasan, dan bila perlu tindakan pencegahan.

5. Bagaimana dengan gaji? Penting untuk diketahui sejak dini, meskipun harapan terhadap diri Anda terus meningkat, tapi gaji rupanya belum mengikuti. Berbagai riset menunjukkan, kesenjangan (gaji) antara top management dengan karyawan "biasa" masih akan lebar. Jadi, Anda harus tetap kerja keras dan mencapai puncak untuk mendapatkan gaji tinggi.

6. Yang jelas, kini Anda tahu bahwa kaum pengusaha telah dan semakin peka untuk membahagiakan karyawan dengan berbagai bentuk fasilitas. Namun, Anda juga perlu tahu bahwa kini mulai muncul kader baru karyawan yang bekerja pada bidang-bidang pekerjaan yang ekstrem. Extreme job. Harvard Business Review mendefinisikannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh para profesional bergaji tinggi yang bekerja dengan gila: cepat, dibawah deadline ketat, bekerja sampai di luar jam kerja reguler, siap sedia untuk klien 24 jam sehari 7 hari seminggu, berada di kantor sedikitnya 10 jam sehari, sering bepergian, pekerjaan mengandung banyak hal tak terduga, dan memiliki tanggung jawab yang luas.

7. Fakta-fakta: The Hidden Brain Drain Task Force, sebuah kelompok pemantau tren dunia kerja di AS mensurvei 6% individu bergaji paling tinggi secara global. Hampir 10% dari para super worker itu menghabiskan lebih dari 100 jam setiap minggu untuk pekerjaan mereka. Empatpuluh dua persen mengambil 10 hari libur setiap tahun, dan beberapa dari mereka mengaku selalu menunda rencana liburan mereka.

8. Apakah Anda terobsesi menjadi pekerja ekstrem seperti itu? Sejumlah pengusaha yang smart, bagaimana pun, akan mencermati efek-efek jangka panjang dari pekerjaan-pekerjaan ekstrem dan mendorong para pekerja-super itu untuk lebih memperhatikan keseimbangan hidup dan kerja.

9. Ngomong-ngomong, apa karir masa depan yang tengah atau akan Anda incar? Mungkin akuntan, manajer, tenaga pemasaran, atau peneliti? Atau, mungkin Anda baru saja merasa bahwa Anda punya energi besar untuk mencoba pekerjaan ekstrem? Permintaan terhadap pekerjaan ekstrem memang akan terus meningkat, tapi jika kita melihat lebih jauh ke depan, pekerjaan-pekerjaan baru yang eksotik akan lebih terbuka.