Tuesday, July 03, 2007

Strategi Mengarungi Perubahan

Perkembangan teknologi yang pesat, pergerakan ekonomi yang tak menentu bak roller coaster, berbagai peristiwa merger dan akuisisi perusahaan-perusahaan, pemekaran organisasi, pengurangan tenaga kerja...Semua itu menghadapkan kita pada perubahan, yang dalam sejumlah kasus, kita alami hampir setiap hari.

Adaptasi, itulah kata kuncinya. Beradaptasi dengan situasi-situasi baru menjadi cara bertahan yang penting, tidak hanya bagi individu tapi juga organisasi. Individu maupun kelompok yang berhasil menghadapi perubahan, biasanya lebih sukses ketimbang mereka yang lambat menyikapinya. Tapi, di mana-mana, yang namanya perubahan memang menyulitkan dan menuntut orang untuk berbuat sesuatu.

Banyak hal diperlukan untuk bergerak dari situasi sekarang menuju perubahan yang diinginkan. Proses ini butuh waktu, visi, role-model, simbol-simbol dan benefit untuk semua pihak yang terlibat.

Selama masa transisi, diperlukan motivator dan pelatihan. Organisasi perlu menciptakan lingkungan yang mendorong proses belajar dan berperilaku yang baru, yang berguna bagi perusahaan untuk berubahan. Berikut strategi utama untuk sukses menghadapi perubahan bagi organisasi --yang di dalamnya termasuk individu, tim, departemen dan divisi-divisi.

1. Motivasi adalah esensinya.

Sebelum karyawan Anda benar-benar bekerja dalam situasi yang berubah, mereka harus dipersiapkan secara personal, sebaik Anda mempersiapkanya dalam tingkat organisasi. Manajemen harus sadar bahwa ritme kerja akan melambat selama masa transisi.

2. Perubahan prosedural dan kultural memerlukan kerja dengan perangkat baru persuasi, negosiasi dan proses belajar.

Persuasi memerlukan pendekatan yang "user-friendly", yang dalam konteks ini artinya memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengungkapkan ide-ide mereka, dan bahkan memberi kesempatan untuk berbuat kesalahan. Itu berarti, jajaran manajer yang terlibat dalam proses harus tetap berpikir positif dan mudah didekati.

Pada titik ini, para manajer sebaiknya lebih menuntun dan mendorong ketimbang mengkritisi dan menghukum. Dalam membantu karyawan menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi baru, para manajer sebaiknya tidak berasumsi "Saya benar, kamu salah".

3. Ada imbalan untuk setiap keberhasilan.

Ingat, sukses dibangun di atas sukses itu sendiri. Dengan memberikan penghargaan bagi setiap kesuksesan, Anda akan menciptakan juara-juara internal di antara mereka yang telah berani mengambil risiko terbesar. Mereka akan menjadi role-model dan yang lain akan mengikuti di belakang.

4. Mempromosikan perubahan lewat workshop.

Bagian dari proses perubahan adalah mengantarkan teambuilding dan workshop tentang management development sebagai alat untuk mempromosikan perubahan, sekaligus ajang di mana Anda bisa mendapatkan masukan yang diperlukan, dan bekerja dengan gaya-gaya manajemen yang berbeda.

5. Meluncurkan program manajemen perubahan.

Untuk perusahaan-perusahaan yang lebih besar, mungkin perlu menciptakan semacam drama. Luangkan satu hari penuh untuk sebuah acara --misalnya pameran atau semacamnya-- yang melibatkan sebanyak mungkin orang. Sekaligus, membuat semua orang gembira dan termotivasi, mendorong partisipasi dan ide-ide dari mereka, yang disertai dengan sarana-sarana yang memastikan mereka akan terlibat dalam proses.

6. Kerbesamaan adalah kebutuhan.

Kebersamaan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, sering dianggap sebagai sesuatu yang tercipta secara otomatis. Ini merupakan kesalahan fatal. Mulailah dari atas; level tertinggi dalam organisasi harus setuju pada nilai-nilai dan perubahan kultural yang diinginkan. Lalu, mereka mengkomunikasikannya ke level lain. Anda harus yakin bahwa kata-kata dan slogan-slogan yang digunakan memiliki makna yang sama di semua level.

Jika semua itu telah diterapkan, perubahan bisa menggembirakan. Dan, jika dikelola dengan benar, akan menjadi komponen vital bagi kekuatan dan kelangsungan pertumbuhan organisasi. Silakan mencoba.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home