Monday, August 09, 2004

Pengampunan


Perjalanan ke penyaliban dilukiskan Lukas dengan jelas sekali (Lukas 23:26-32). Perjalanan Yesus ke tempat penyaliban terhenti oleh dua peristiwa. Yesus sudah tidak mampu memikul kayu salib-Nya, sehingga tentara Romawi memaksa seorang bernama Simon yang berasal dari Kirene memikul salib itu (Lukas 23:26).

Peristiwa kedua adalah percakapan Yesus dengan perempuan-perempuan (Lukas 23:28-31). Menyusul narasi perjalanan adalah narasi penyaliban (Lukas 23:33-38), narasi dialog dua penjahat dan Yesus (Lukas 23:39-43) dan narasi respons alam dan manusia terhadap kematian Yesus (Lukas 23:44-49).

Di tempat penyaliban bernama 'Tengkorak' Yesus disalibkan. Bersama Yesus turut disalibkan dua orang penjahat (Lukas 23:33). Meski disalibkan dengan tidak adil Yesus mengampuni orang-orang yang menyalibkan-Nya. Tindakan demikian merupakan demonstrasi nyata pada apa yang Yesus ajarkan sebelumnya (Luk. 6:29,35).

Di bukit “Tengkorak” itu tentara-tentara memperebutkan jubah Yesus (Lukas 23:34) dan orang banyak mengolok-olok-Nya (Lukas 23:35-38). Tiga kali olokan yang mengejek ketidakmampuan Yesus menyelamatkan diri sendiri ditujukan kepada Yesus (Lukas 23:35,37,39). Kebutaan rohani menyebabkan pengejek tidak melihat karya keselamatan yang dilakukan Yesus. Orang banyak tidak dapat menerima bahwa Sang Mesias harus mati di kayu salib. Ejekan ketiga datang dari salah seorang penjahat yang turut disalibkan bersama Yesus (Lukas 23:39).

Penjahat ini setuju dengan ejekan orang banyak yang didengarnya. Penjahat yang lain menyadari bahwa Yesus disalib meski tanpa kesalahan apapun. Penjahat itu menyadari ketidakadilan yang dialami Yesus sehingga ia menegur penjahat yang mengejek Yesus. Terhadap ejekan orang banyak ia tidak memberi respons. Tetapi kepada ejekan penjahat yang satunya ia memberi respons yang tegas. Lalu, ia memohon kepada Yesus untuk mengingatnya (Lukas 23:42).

Camkanlah : Yesus telah mendemonstrasikan kasih sempurna. Kasih yang memaksa Yesus untuk tetap tinggal di kayu salib.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home