Monday, January 24, 2005

Kios Suara Hati

Beberapa waktu yang lalu pernah muncul sebuah
kisah menarik yang ditayangkan dalam berita
televisi di Taiwan. Di pegunungan Alishan ada
sebuah tempat yang bernama Rueili. Seutas jalan
yang menghubungkan Chiay dan Alishan melewati
daerah ini.

Di pinggir jalan ada sebuah tempat penjualan
sayur-sayuran segar, sayuran yang tumbuh dan
mendapat pupuk organik alamiah tanpa bahan-
bahan kimia yang dewasa ini disinyalir oleh dunia
medis sebagai unsur yang bisa mendatangkan
kanker. Di samping sayur mayur, ada juga buah-
buahan segar dijajar dalam kiosk kecil itu.

Namun anehnya. Kiosk itu terbuka selama 24 jam
sehari dan tak pernah ditutup. Lebih aneh lagi, tak
ada seorangpun yang duduk di sana melayani para
pembeli. Daftar harga per kilogram dari masing-
masing barang tertulis jelas. Sebuah alat timbang
terletak di atas meja. Sebuah tong yang dibuat
dari kayu ditinggalkan di salah satu sudut. Dalam
tong kayu ini terdapat lembaran uang kertas serta
uang logam yang dimasukan oleh para pembeli.

Di luar kios tersebut tertulis dalam huruf Cina; Kios
Suara Hati. Seorang ibu tua, penduduk asli di
daerah pegunungan Alisan, ketika ditanya oleh
wartawan TV berkata; Lewat kios kecil ini saya
ingin mendidik setiap orang untuk menghormati
suara hati masing-masing. Di sini tak ada orang
yang menjaga. Namun saya yakin, suara hati
setiap orang akan meneguhkan atau mengadili bila
ia berbuat sesuatu.


Ketika menjadi Presiden, Lincoln berhadapan
dengan begitu banyak kritik terutama ketika ia
berhadapan dengan Civil War. Namun ia secara
teguh berpegang pada prinsipnya dan berkata;
Saya akan bertahan hingga akhir. Aku tahu pada
saat saya meletakan jabatanku, aku akan
kehilangan banyak sahabat, namun aku yakin aku
sekurang-kurangnya masih memiliki seorang
sahabat, yakni dia yang ada dalam bathinku. Ia
berpegang pada tuntunan suara hatinya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home