Friday, November 26, 2004

Indahnya Ketulusan Cinta

Menerima pendamping apa adanya dengan
tidak berharap terlalu banyak, merupakan kunci
untuk mencapai kemesraan dan keharmonisan
dalam hidup berumah-tangga.

Tak salah kita berdoa memohon pasangan
yang sempurna, tetapi pada saat yang sama
kita juga harus melapangkan dada untuk
menerima kekurangan. Kita boleh
memancangkan harapan, tapi kita juga perlu
bertanya apa yang sudah kita persiapkan agar
layak mendampingi pasangan idaman. Ini bukan
berarti kita tidak memperbaiki kehidupan kita,
rumah tangga kita, serta pasangan kita. Akan
tetapi, semakin besar harapan kita dalam
pernikahan semakin sulit kita mencapai
kebahagiaan dan kemesraan. Sebaliknya,
semakin tinggi komitmen pernikahan kita
(marital commitment) akan semakin lebar jalan
yang terbentang untuk memperoleh kebahagian
dan kepuasan.

Apa bedanya harapan dan komitmen?,
pengaruhnya terhadap keutuhan rumah tangga?

HARAPAN PERKAWINAN menunjukkan apa
yang ingin kita dapatkan dalam perkawinan.
Bila kita memiliki harapan perkawinan yang
sangat besar, sulit bagi kita untuk menerima
pasangan apa adanya. Kita akan selalu melihat
dia penuh kekurangan.

Sementara itu, KOMITMEN PERKAWINAN
lebih menunjukkan rumah tangga seperti apa
yang ingin kita bangun. Kerelaan untuk
menerima kekurangan, termasuk
mengikhlaskan hati menerima kekurangannya
membuat kita lebih mudah mensyukuri
perkawinan. Orang yang melapangkan hati
untuk menerima perbedaan, cenderung akan
menemukan banyak kesamaan.

Untuk itu, ada tiga hal yang perlu kita pahami
agar ia mempercayai ketulusan kita.

Pertama, berikanlah perhatian yang hangat
kepadanya. Besarnya perhatian membuat dia
merasa kita sayang dan kita cintai. Kedua,
terimalah ia tanpa syarat. Penerimaan tanpa
syarat menunjukkan bahwa kita mencintainya
dengan tulus. Tidak mungkin menerima dia apa
adanya jika kita tidak memiliki ketulusan cinta
dan kebersihan niat. Ketiga, ungkapkanlah
dengan kata-kata yang tepat. Berkaitan dengan
ungkapan ini, ada sebuah tips yakni
terminologi "aku" dan kamu". Saat kita
mendapatkan bahwa masakan yang dibuat
pasangan kita keasinan misalnya, maka
gunakanlah kata ganti "aku."

Jika hari ini kita bermimpi tentang sebuah
pernikahan yang romantis sementara ikatan
batin di antara kita dan pasangan begitu rapuh,
sudahkah kita berterima kasih kepadanya?
Sudahkah kita meminta maaf atas kesalahan
kesalahan kita? Jika belum, mulailah dengan
meminta maaf atas kesalahan-kesalahan kita
dan ungkapkan sebuah panggilan "sayang"
untuknya.

Mulailah dari yang paling mudah, "kalimat/kata "
yang paling remeh atau kecil sekalipun.
Mulailah dari yang paling kecil, "Little things
mean a lot." Agar cinta bersemi dalam keluarga
kita, agar cinta senantiasa berbunga dalam
kehidupan kita.


0 Comments:

Post a Comment

<< Home