Wednesday, September 15, 2004

D o s a

Dosa itu berhasil menciptakan keterasingan dan
kerusakan pada semua segi dalam kehidupan
Adam dan Hawa. Akibat pertama dari dosa itu
ialah mereka harus hidup terpisah dari Allah.
Mengingat sebelumnya Adam dan Hawa telah
menikmati persekutuan dengan Allah, tetapi
kemudian Alkitab berkata bahwa setelah
masuknya dosa ia dan istrinya "menyembunyikan
diri dari hadirat Tuhan Allah" dan mereka "takut"
akan Dia (Kejadian 3:8-10).

Keterasingan seperti itu dapat dimengerti pada
taraf perkembangan manusia. Misalnya, anak
yang melanggar kehendak ibunya tidak ingin
bertemu ibunya atau menatap wajahnya. Ada
sesuatu dalam hatinya yang ingin dia
sembunyikan. Demikian juga, rasa bersalah
membuat hadirat Allah itu tak tertahankan.

Kesuksesan kedua dari dosa mula-mula ketahuan
pada argumentasi Adam dan Hawa. Ketika Allah
bertanya kepada Adam apakah ia telah memakan
buah yang dilarang, dengan cepat ia
mempersalahkan Hawa. "Perempuan yang
Engkau berikan kepadaku, dia itulah yang
memberikan kepadaku buah pohon itu dan
kumakan" (Kejadian 3:12). Tetapi ketika kita
berbuat sesuatu dosa itu adalah dosa kita sendiri,
kita tidak bisa menyalahkan Iblis atau orang yang
lainnya.

Tragedi besar mengenai efek sosial dari dosa
tidak berhenti pada Kejadian pasal 3, Pekabaran
Injil dalam Kejadian pasal 4 sampai pasal 11
merupakan salah satu dari pengaruh sosial yang
paling luas dari dosa. Kita melihat hal itu setiap
kali kita mendengarkan berita dan dimana-mana
manusia sedang membinasakan sesamanya
manusia (Roma 3:10-18).

Kesuksesan ketiga dari dosa ialah mengasingkan
seseorang dari dirinya sendiri. Setelah Allah
selesai menanyai Adam, Ia beralih kepada
Hawa, "Apakah yang telah kau perbuat ini ?"
Jawab perempuan itu: "Ular itu yang
memperdayakan aku, maka kumakan." (Kejadian
3:13). di sini kita berhadapan langsung dengan
problem di mana manusia tidak mau dan, dalam
kebanyakan peristiwa, tidak berani menghadapi
diri mereka sendiri dan dengan jujur
mengevaluasi tindakan mereka dan motif yang
mendasarinya.

Yeremia dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus
berkata, "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada
segala sesuatu, hatinya sudah membatu:
siapakah yang dapat mengetahuinya?" (Yeremia
17:9). Puncak kesuksesan dosa, tentunya ialah
membawa kematian rohani yang kekal atau
kematian kedua. Kutukan dalam kekekalan
adalah jauh lebih mengerikan daripada kematian
pertama (kematian tubuh).

Dosa telah menjadi suatu sukses yang
menghancurkan dalam mengacaukan dunia serta
kedamaian manusia dengan Allah. Tetapi Kasih
Karunia Allah adalah suatu penghancur dosa yang
sukses. Bila Tuhan menghendaki maka kita akan
mengenali Kasih Karunia itu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home