Friday, September 10, 2004

Hati-hatilah dalam berkata-kata...

Peringatan dua tahun peristiwa 11
September tak
cuma menimbulkan tindakan pengamanan siaga
satu di berbagai daerah, terutama di bandara,
juga menimbulkan kejadian menggelikan dan
menjengkelkan. Pasalnya, setiap penerbangan
yang menggunakan pesawat komersiil asal AS
atau penerbangan menuju AS, pasti akan
mengalami pemeriksaan yang sangat ketat. Dan
memang, sejak peristiwa 11 September 2001,
Transportation Security Administration (TSA) dan
keimigrasian AS memperketat penjagaan di
berbagai tempat.

Kejadian yang sebenarnya tidak perlu terjadi, tapi
cukup menggelikan dialami seorang bapak yang
adalah warga negara Indonesia, berusia sekitar
70-an tahun, calon penumpang pesawat
Northwest, dari Singapura menuju Detroit AS,
beberapa waktu lalu. Karena kesal antre
menjalani pemeriksaan penumpang dan barang
yang sangat ketat, ia mengomel, “kita
diperlakukan seperti Osama Bin Laden saja,”
katanya.

Omelan ini didengar petugas di Bandara Changi,
Singapura. Akibatnya, dia ditolak masuk ke
pesawat meski telah lolos pemeriksaan,
interogasi, dan check-in. Meski ia berusaha
menjelaskan maksudnya, tapi petugas tetap
ngotot tak mempersilahkan dirinya naik ke
pesawat.

“Saya ini apalah, usia saya sudah 70 tahun, bisa
apa saya,” ujar bapak tersebut mencoba
melunakkan petugas tersebut. Tapi petugas itu
langsung menjawabnya dengan nada
tinggi, “Betul, tetapi ucapan bapak sudah terlanjur
keluar. Itu tidak boleh. Bapak tidak boleh
berangkat, nanti diurus pulang,” kata petugas
tersebut lugas.

Peristiwa ini mengajar kepada kita bahwa
pengajaran Firman dalam Amsal 18:21 “hidup
dan mati dikuasai lidah,” adalah memang benar.
Kata-kata dapat memberkati kita dan kata-kata
juga dapat mempersulit kehidupan kita. Karena
itu dalam segala keadaan, penting sekali kita
memperhatikan perkataan kita, baik ditengah-
tengah keluarga, pekerjaan, juga di tengah-
tengah masyarakat. Bagaimana kita dapat
memiliki perkataan yang menjadi berkat:

1. Perkataan kita harus berisi kata-kata yang
menguatkan.

2. Perkataan kita harus berdasar pada Firman
Tuhan.

3. Perkataan kita harus benar.

4. Perkataan kita harus terbuka dan positif.


Karena itu penting bagi kita untuk memikirkan
apa yang kita katakan, jangan sekedar
mengatakan apa yang kita pikirkan.

Jika netters sekalian diberkati dengan artikel ini,
silakan Saudara mem-forward artikel ini kepada
rekan, teman, saudara maupun keluarga
sehingga merekapun diberkati.

Doa saya agar netters sekalian senantiasa
menjaga perkataan dalam segala keadaan
sehingga hidup kita boleh melihat hari-hari yang
baik.

1 Petrus 3:10, “Siapa yang mau mencintai hidup
dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga
lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya
terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

Pdt. Gilbert Lumoindong

0 Comments:

Post a Comment

<< Home