Wednesday, September 15, 2004

Lepaskan kepalanmu

Di suatu hutan hiduplah sekelompok monyet.
Pada suatu hari, tatkala mereka tengah bermain,
tampak oleh mereka sebuah toples kaca berleher
panjang dan sempit yang bagian bawahnya
tertanam di tanah. Di dasar toples itu ada kacang
yang sudah dibubuhi dengan aroma yang disukai
monyet. Rupanya toples itu adalah perangkap
yang ditaruh di sana oleh seorang pemburu.

Salah seekor monyet muda mendekat dan
memasukkan tangannya ke dalam toples untuk
mengambil kacang-kacang tersebut. Akan tetapi
tangannya yang terkepal menggenggam kacang
tidak dapat dikeluarkan dari sana karena kepalan
tangannya lebih besar daripada ukuran leher
toples itu. Monyet ini meronta-ronta untuk
mengeluarkan tangannya itu, namun tetap saja
gagal.

Seekor monyet tua menasihati monyet muda
itu, "Lepaskanlah kepalanmu atas kacang-kacang
itu! Engkau akan bebas dengan mudah!"

Namun monyet muda itu tidak mengindahkan
anjuran tersebut, tetap saja ia bersikeras
menggenggam kacang itu. Beberapa saat
kemudian, sang pemburu datang dari kejauhan.
Sang monyet tua kembali meneriakkan
nasihatnya, "Lepaskanlah kepalanmu sekarang
juga agar engkau bebas!"

Monyet muda itu ketakutan, namun tetap saja ia
bersikeras untuk mengambil kacang itu. Akhirnya,
ia tertangkap oleh sang pemburu.

Demikianlah, kadang kita juga sering
mencengkeram dan tidak rela melepaskan hal-hal
yang sepatutnya kita lepaskan: kemarahan,
kebencian, iri hati, ketamakan, dan sebagainya.
Apabila kita tetap tak bersedia melepas, tatkala
kematian datang "menangkap" kita, semuanya
akan terlambat sudah. Bukankah lebih mudah jika
kita melepaskan setiap masalah yang lampau,
dan menatap hari esok dengan lebih cerah?
Bukankah dunia akan menjadi lebih indah jika kita
bisa melepaskan "kepalan" kita dan membagi
kebahagiaan dengan orang lain?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home