Sunday, October 10, 2004

Saat Pengusaha 'Nembak' ,,,

Suatu hari ada seorang pengusaha yang tidak
pernah bergaul dengan cewek disuruh Ibunya agar
mengirim surat buat seorang gadis untuk dijadikan
isterinya
"ah, itu gampang bu !",ujar si pengusaha itu
Lalu dibuatlah sebuah surat yang bunyinya:

Dengan Hormat,

Saya sangat gembira memberitahukan Anda
bahwa saya
telah jatuh cinta kepada Anda terhitung tanggal
2 Nopember lalu. Berdasarkan rapat keluarga
kami
tanggal 20 Nopember lalu pukul 19.00 WIB, saya
berketetapan hati untuk menawarkan diri sebagai
kekasih Anda yang prospektif.

Hubungan cinta kita akan menjalin masa
percobaan
minimal 3 bulan sebelum memasuki tahap
permanen.
Tentu saja,setelah masa percobaan usai,akan
diadakan
terlebuh dahulu on the job training secara intensif
dan berkelanjutan.Dan kemudian,setiap tiga
bulan
selanjutnya akan diadakan juga evaluasi performa
kerja yang bisa menuju pada pemberian kenaikan
status dari kekasih menjadi pasangan hidup.

Biaya yang dikeluarkan untuk kerumah makan
dan
shooping akan dibagi dua sama rata antara
kedua belah
pihak. Selanjutnya didasarkan pada performa dan
kinerja
anda,tidak tertutup kemungkinan bahwa saya
akan menanggung
bagian yang lebih besar dari pengeluaran total.
Akan tetapi,
saya cukup bijaksana dan mampu menilai, jumlah
dan bentuk
pengeluaran yang anda keluarkan nantinya. Saya
dengan
segala kerendahan hati meminta anda untuk
menjawab penawaran
ini dalam waktu 30 hari terhitung tanggal
penerimaan surat.
Lewat dari tanggal tersebut, penawaran ini akan
dibatalkan
tanpa pemberitahuan lebih lanjut, dan tentu saja
saya akan
beralih dan mempertimbangkan kandidat lain.
Saya akan sangat berterimah kasih apabila anda
berkenan untuk
meneruskan surat ini kepada adik perempuan
atau sepupu anda,
apabila anda menolak penawaran ini.

Demikian penawaran yang dapat saya ajukan
dan sebelumnya
terima kasih atas perhatian nya.

HORMAT SAYA
PENGUSAHA PROSPEKTIF dan IDEAL

Budaya Indo vs Jepang

Budaya Orang Indonesia Menurut Orang
Jepang

Published: 24.05.2004 Prof Nagano, staf
pengajar Nihon University, memberikan
kuliah intensive course dalam bidang Asian
Agriculture di IDEC, Hiroshima University.
Beliau sering menjadi konsultan pertanian
di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
Ada beberapa hal yang menggelitik yang
beliau utarakan sewaktu membahas tentang
Indonesia:

1. Orang Indonesia suka rapat dan
membentuk panitia macam-macam

Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu,
tentunya dengan konsumsinya sekalian.
Setelah rapat perlu dibentuk panitia,
kemudian diskusi berulang kali, saling kritik,
dan merasa idenya yang paling benar dan
akhirnya pelaksanaan tertunda-tunda
padahal tujuannya program tersebut
sebetulnya baik.

2. Budaya Jam Karet

Selain dari beliau, saya sudah beberapa kali
bertemu dengan orang asing yang pernah
ke Indonesia. Ketika saya tanya kebudayaan
apa yang menurut anda terkenal dari
Indonesia dengan spontan mereka jawab:
Jam Karet! Saya tertawa, tapi sebetulnya
malu dalam hati. Sudah sebegitu parahkah
disiplin kita?


3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak
(?)

Kalau orang lain berprinsip kalau bisa
dikerjakan sekarang kenapa ditunda besok?
Saya pernah malu juga oleh tudingan
Sensei saya sendiri tentang orang
Indonesia. Beliau mengatakan,
Orang Indonesia mempunyai budaya
menunda-nunda pekerjaan.

4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan

Beliau mencontohkan, ketika dia mau
memberikan pelatihan kepada para petani,
pendampingnya dari Direktorat Pertanian
datang dengan safari lengkap, padahal
beliau sudah datang dengan work wear
beserta sepatu boot.
Pejabat tersebut hanya memberikan
petunjuk tanpa bisa turun ke lapangan,
kenapa? Karena mereka datangnya pakai
safari dan ada yang berdasi. Begitulah
beliau menggambarkan orang Indonesia
yang hebat sekali dalam bicara dan
memberikan instruksi, tapi jarang yang mau
turun langsung ke lapangan.

Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita
sudah terlalu sering dinina-bobokan oleh
istilah Indonesia kaya, masyarakatnya suka
gotong royong, ada Pancasila, agamanya
kuat, dan lain-lain. Dan itu hanyalah istilah,
kenyataannya bisa kita lihat sendiri.

Ternyata negara kita hancur-hancuran,
bahkan susah untuk recovery lagi, mana
sifat gotong-royong yang membuat negara
seperti Korea, bisa bangkit kembali. Kita
selalu senang dengan istilah tanpa action.
Kita terlalu banyak diskusi, saling lontar ide,
kritik, akhirnya waktu terbuang percuma
tanpa action. Karena belum apa-apa sudah
ramai duluan.

Kapan kita akan sadar dan introspeksi akan
kekurangan-kekurangan kita dan tidak
selalu menjelek-jelekkan orang lain?
Selama itu belum terjawab, kita akan terus
seperti ini, menjadi negara yang katanya
sudah mencapai titik minimal untuk disebut
negara beradab dan tetap terbelakang
disegala bidang.

Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi
peringatan bagi kita semua, terutama saya
pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan
mampu merubah diri untuk menjadi yang
lebih baik.



A D L,
Graduate School for International
Development and
Cooperation (IDEC) Hiroshima University

Kacang mede....... :))

Message: Ibu Mira sebagai penduduk baru di komplek
rumahnya, datang ke rumah tetangga
sebelahnya yang dihuni oleh satu orang nenek-
nenek.

Ibu Mira: Nek, kenalin nek, saya tetangga baru
nenek, nama saya Mira.
Nenek : Oh, silakan duduk... silakan duduk.
Pas lagi ngobrol, di meja ada setoples kacang
mede.
Ibu Mira: Wah nek, boleh yah saya cicipi
kacang medenya
Nenek : oh... yah... yah..., boleh... boleh...
boleh.

Saking enaknya kacang mede tersebut, sampai
habis satu toples.
Ibu Mira: wah, maaf nek, kacang medenya
sampai habis nih...
Nenek : Oh, nggak apa-apa koq, nenek juga
nggak bisa makan, maklum gigi nenek udah
nggak kuat, Nenek kan sering dikirimin sama
cucu nenek coklat silver queen, nenek hanya
mampu jilatin coklatnya aja, dan kacang
medenya yah itu...
:))